Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam Tampil di Forum Internasional iGURU Malaysia

  • 21 November 2024
  • 07:55 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 21 November 2024 – Arnida Amir, mahasiswi Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, berhasil mencuri perhatian dalam Webinar Internasional Apresiasi Pengalaman Ilmu Sejarah 2024 yang diadakan oleh Ikatan Guru Muslim Malaysia (iGURU) di Sabah, Malaysia, pada 20 November 2024.

Arnida tampil memukau sebagai salah satu panelis dengan membawakan materi bertajuk “Bissu: Keragaman Gender dalam Tradisi Bugis”. Dalam presentasinya, ia menjelaskan peran penting Bissu dalam tradisi Bugis, baik sebagai penjaga tradisi, pemimpin ritual spiritual, maupun sebagai simbol keragaman budaya di Sulawesi Selatan. Pendekatan historis dan antropologis yang ia gunakan mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta webinar yang berasal dari kalangan akademisi, guru, dan mahasiswa dari berbagai negara.

Webinar internasional ini melibatkan tujuh panelis dari institusi berbeda, termasuk Universitas Hasanuddin dan IAIN Parepare, yang membahas berbagai tema terkait sejarah dan budaya. Keikutsertaan Arnida dalam forum bergengsi ini menegaskan kiprah mahasiswa UIN Alauddin Makassar dalam ranah akademik internasional.

Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Chaerul Mundzir, M.Hum, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian Arnida. "Ini adalah prestasi luar biasa. Materi yang dibawakan sangat relevan dengan pengembangan ilmu sejarah, khususnya dalam mengangkat tradisi lokal ke tingkat global. Kami berharap keberhasilan Arnida dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berkompetisi di kancah internasional," ujar Chaerul.

Forum ini menjadi ruang apresiasi dan kolaborasi ilmiah lintas negara, membahas beragam isu dalam kajian sejarah dan budaya. Partisipasi Arnida Amir tidak hanya mengharumkan nama UIN Alauddin Makassar, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, di mata dunia.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan akademik antarlembaga pendidikan di Indonesia dan Malaysia, sekaligus membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu berperan aktif dalam diskusi ilmiah global.